ALLAH SUMBER PEMBARUAN HIDUP
Jumad, 28 Agustus 2025, saya bersama para suster dan teman-teman katekis mengikuti sosialisasi bahan Kitab Suci di Paroki Yesus Gembala Yang Baik -Kalabahi, dengan narasumber atau pembicara dari Komisi Kitab Suci Keuskupan Agung Kupang yakni RD. Sipri Senda. Hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut adalah para Pastor se-wilayah kepulauan Alor, para suster yang bertugas di Kabupaten Alor, para mahasiswa STIPAS yang melakukan PPL & KKN di Kabupaten Alor, semua katekis dan para ketua Kelompok Umat Basis (KUB). Kegiatan dimulai jam 16.00 dengan tema utama adalah Allah adalah sumber pembaruan relasi dalam hidup, yang merupakan tema utama bulan kitab suci nasional (BKSN) tahun 2025.
RD. Sipri dalam menyajikan materi mengawali dengan memberi penegasan pada pemilihan tema BKSN tahun 2025, dilanjutkan dengan penjelasan tentang penjabaran dari tema kedalam beberapa sub tema yang merupakan tema tiap minggu yang menjadi bahan katekese umat setiap minggu. Sebelum melanjutkan pembahasan tentang beberapa sub tema, RD. Sipri menghantar para peserta sosialisasi dengan menjelaskan atau menguraikan karakteristik dua nabi besar yang merupakan inspirasi bagi tema utama BKSN, yakni Nabi Zakaria dan Nabi Maleakhi. Pendasarannya bahwa melalui kedua nabi ini, kita diingatkan bahwa pembaruan hidup tidak hanya berlaku untuk umat Allah Perjanjian Lama, tetapi juga umat Allah sepanjang masa.
Nabi Zakaria
Nama Zakaria berarti Tuhan mendengar. Dalam alkitab setidaknya ada 27 orang yang bernama Zakaria. Nabi yang nubuatnya ditulis dalam Kitab Zakaria ini bernama Zakaria Bin Barekhya Bin Ido. Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan nabi ini. Dia tentu saja bukan Zakaria yang juga imam, yang dinubuat oleh Raja Yoas, yang disebut oleh Yesus dalam injil Lukas. Ido kakeknya adalah seorang kepala keluarga imam yang kembali dari pembuangan Babel ke Yehuda bersama Zerubabel. Jika demikian Nabi Zakaria adalah seorang imam yakni dari keluarga Ido yang dipanggil menjadi nabi. Dalam kitabnya tampak bahwa Zakaria menaruh perhatian pada Bait Allah dan imamat. Ia mulai berkarya pada tahun yang sama dengan tampilnya nabi Hagal, yakni pada tahun kedua pemerintahan Raja Darius. Ia masih bernubuat sampai tahun keempat raja tersebut. Jadi ia berkarya dalam kurun waktu 520-518 SM.
Nabi Zakaria menyatakan bahwa Tuhan telah menghukum nenek moyang Israel di masa lampau karena telah berlaku jahat kepada Allah dan menolak peringatan yang disampaikan para nabi. Tuhan membuang mereka ke negeri asing dan hidup sebagai orang asing selama tujuh puluh tahun. Tetapi kemudian Tuhan membawa mereka kembali ke tanah air. Umat Israel akan membangun kembali Bait Allah, tempat mereka dapat bertemu dengan Allah. Setelah pembangunan ini diselesaikan, akan tiba saatnya mereka diselamatkan oleh Tuhan. Tuhan menyelamatkan umatnya dari tempat terserak dan membawa mereka pulang ke Yehuda, tempat mereka bertemu dengan Tuhan. Demikianlah nubuat Zakaria tentang Allah sumber pembaruan bagi umat-Nya, Allah yang membaharui relasi antara Dia dengan umat-Nya, sebuah relasi yang terhubung kembali oleh karena belas kasih Tuhan pada umat.
Nabi Maleakhi
Nama Maleakhi yang digunakan sebagai judul kitab ini bukanlah nama diri. Nama Maleakhi yang berarti utusanku diambil dari Mal.3:1, Lihatlah, aku menyuruh utusanku supaya ia mempersiapkan jalan dihadapan-Ku.
Nubuat Maleakhi disampaikan pada masa sesudah Bait Allah II dipulihkan (sekitar tahun 515 SM), tetapi sebelum Nehemia mengeluarkan larangan tentang perkawinan campur. Dikatakan demikian karena dalam kitab Maleakhi terdapat kecaman terhadap perkawinan campur yang membahayakan iman umat Israel dan terhadap umat yang tidak menyampaikan persembahan dengan benar. Umat dihadapan nabi adalah umat yang tidak lagi bercita-cita luhur dan yang acuh tak acuh terhadap hidup keagamaan. Pada masa ini semangat keagamaan yang dikobarkan oleh nabi Hagai dan Zakaria sudah hilang. Hilangnya semangat keagamaan ini membuat umat semakin jauh dari Tuhan, mereka mengabaikan jati diri sebagai umat Tuhan dan mengabaikan kepercayaan mereka kepada-Nya. Akhirnya Tuhan mengutus nabi, yang dikenal sebagai Maleakhi untuk menunjukan kesalahan mereka. Ia menyampaikan kritik dan mengajak mereka bertobat serta mengingatkan mereka untuk tidak berkhianat kepada Tuhan dan harus memiliki sikap takut pada Tuhan Demikianlah Maleakhi mengajak umat untuk kembali membangun hubungan atau relasi baik dengan Tuhan.
Selesai penjelasan tentang dua nabi yang menjadi inspirasi utama dalam katekese selama bulan kitab suci, dilanjutkan dengan pembahasan tiap-tiap tema atau sub tema yang menjadi tema setiap kali pertemuan selama bulan kitab suci. Ada empat sub tema:
Tema pertamuan minggu pertama
Tema pertemuan dalam minggu pertama adalah ALLAH SUMBER PEMBARUAN DALAM RELASI DENGAN DIRI SENDIRI, dengan dasar biblis Zak. 1:1-6. Nabi Zakaria mengingatkan sekaligus mengajak untuk merenungkan hal kerapuhan diri setiap kita dalam melakukan kesalahan dan dosa, tetapi harus ada niat baik yang dibangun dalam diri yakni pertobatan sejati dalam diri.
Tema pertemuan minggu kedua
Tema pertemuan minggu kedua adalah ALLAH SUMBER PEMBARUAN DALAM RELASI DENGAN SESAMA, dengan dasar biblis Zak. 7:1-14. Nabi Zakaria mengajak kita untuk menyadari pentingnya relasi yang baik dan benar dengan sesama sesuai dengan kehendak Tuhan, dan pertobatan dari perilaku yang mementingkan diri sendiri (egois).
Tema pertemuan minggu ketiga
Tema pertemuan minggu ketiga adalah ALLAH SUMBER PEMBARUAN DALAM RELASI DENGAN KELUARGA, dengan dasar biblis Mal. 2:10-16. Perikop ini menegaskan bahwa semua manusia diciptakan oleh Allah yang satu dan sama dan karena itu semua dipanggil untuk hidup dalam kesetiaan, terutama dalam relasi antar anggota keluarga. Allah menghendaki setiap orang membangun relasi yang saling setia dan saling menghormati khususnya dalam perkawinan. Perkawinan disebut sebagai perjanjian kudus yang diucapkan oleh manusia dan disaksikan oleh Allah sendiri.
Tema pertemuan minggu keempat
Tema pertemuan minggu keempat adalah ALLAH SUMBER PEMBARUAN DALAM RELASI UMATNYA (RELASI MANUSIA DAN TUHAN) dengan dasar biblis Mal. 3:13-18. Perikop ini menggambarkan perbedaan orang fasik dan orang benar atau orang yang takut akan Allah. Orang fasik melihat ibadat kepada Allah sebagai sesuatu yang sia-sia, sementara orang benar atau orang yang takut akan Allah menghormati nama-Nya dan hidup menurut sabda Allah.
Demikianlah kegiatan sosialisasi BKSN bersama ketua komisi kitab suci Keuskupan Agung Kupang. Selamat berkatekese dan selamat merenung dan mendalam Allah sumber pembaruan relasi hidup manusia. Kembalilah kepada-Ku maka Aku pun akan kembali kepadamu (Zak. 1:3)
(Alfons H)
Komentar
Posting Komentar