PARSAUDARAAN DALAM IMAMAT
Tulisan ini adalah sebuah refleksi pribadi atas moment kebersamaan para imam sewilayah kepulauan Alor. Refleksi pribadi ini juga didasarkan pada beberapa pemikiran penunjang, baik dari sumber kitab suci, ajaran bapa gereja, dokumen resmi gereja dan tulisan para pakar teologi dan ilmuwan lainnya.
Sebuah moment sukacita yang patut dikenang dalam perjalanan imamat saya yakni persaudaraan dengan para imam sewilayah kepulauan Alor lewat perjumpaan persaudaraan penuh kehangatan dibalut rasa kekerabatan yang terjadi pada jumad 17 oktober 2025 di Stasi St. Framsiskus Asisi-Takalelang-Kab. Alor. Di moment itu kami bertemu dalam semangat persaudaraan penuh kebahagiaan dengan berbagi cerita tentang tugas dan pelayanan kami di Kab. Alor. Dalam semangat kekeluargaan dan kerabatan sebagai saudara dalam imamat, kami larut dalam suasana kebahagiaan dengan cerita bersama, makan bersama, dan rekreasi bersama. Ada yang karaoke, ada yang main kartu dan ada yang berbagi cerita, semuanya dilakukan dalam semangat persaudaraan. Inilah moment penting bagi saya karena sebagai salah satu sisi yang memberi kekuatan tersendiri dalam menapaki jalur imamat sekaligus sebagai moment untuk melepas lelah dan kepengatan dari tugas pelayanan di paroki atau stasi. Saya berusaha memaknai semuanya itu dalam semangat persaudaraan imamat yang perlu dihidupi dan dijalani. Membutuhkan sesama teman atau rekan imam dalam berbagi cerita bersama adalah sebuah makna terdalam memahami arti kolegialitas imam. Maka semangat persaudaraan dalam imamat adalah wujud kegembiraan atau sukacita iman yang merupakan pokok pikiran atau ajaran Tuhan Yesus tentang semangat cinta kasih diantara para imam. Persaudaraan dalam imamat adalah hubungan spiritual dan emosional yang erat diantara para imam yang didasarkan pada panggilan dan perutusan yang sama dalam pelayanan kepada Kristus dan gereja-Nya. Konsep ini menegaskan bahwa meskipun para imam berasal dari latar belakang yang berbeda tetapi dipersatukan oleh sakramen tahbisan dan tugas perutusan pastoral yang sama.
Ada beberapa makna Persaudaraan dalam imamat yang ingin saya bagikan sebagai permenungan pribadi berdasarkan beberapa tulisan dari para pakar.
1. Dimensi Rohani
Para imam dipanggil untuk meneladani Yesus Kristus sebagai imam agung. Mereka berbagi dalam imamat Kristus secara khusus sehingga terjalin persatuan bathin yang kuat. Persaudaraan ini muncul dari identitas bersama sebagai pelayan sakramen dan pewarta sabda Tuhan.
2. Dimensi komunitas
Imam bukanlah pelayan yang berjalan sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari imam diajak untuk saling mendukung, saling mendoakan dan saling memperhatikan satu sama lain. Hal ini tampak dalam hidup bersama, kolaborasi dalam pelayanan dan kegiatan formasi berkelanjutan secara bersama.
3. Dimensi pastoral
Imam sering menghadapi tantangan pastoral yang berat, maka semangat persaudaraan membantu untuk tidak merasa sendirian dan terisolasi dan untuk menjaga semangat pelayanan. Persaudaraan ini menjadi sarana untuk membangun kesetiaan, integritas dan semangat evangelisasi bersama.
4. Dimensi pribadi
Seorang imam memerlukan teman seperjalanan yang bisa saling mendengarkan, memberi nasihat dan berbagi suka-duka.
Ada beberapa pendasaran biblis dan ajaran gereja tentang persaudaraan dalam imamat.
1. Yesus pada awal menjalankan misi keselamatan, ia memanggil murid-murid sebagai teman seperjalanan dalam pewartaan injil dan khabar keselamatan bagi umat. Bahkan sebelum Ia menerima kesengsaraan dan kematian-Nya, Ia mengundang para murid untuk makan bersama disatu meja, satu piala dan satu roti yang sama.
2. Kisah Para Rasul secara jelas menggambarkan situasi hidup para murid pada gereja perdana. Mereka hidup dalam persekutuan, saling menopang dalam doa dan karya. Bahkan semua barang dijadikan milik bersama dengan tujuan untuk pewartaan sabda Tuhan.
3. Yesus ketika di taman Getzemani, Ia ditemani oleh para murid-Nya. Demikianlah para imam dalam situasi atau keadaan yang sangat berat dan penuh penderitaan, sangat membutuhkan dukungan, doa dan perhatian dari sesama imam.
4. Dokumen gereja Presbyterorum Ordinis menekankan pentingnya persatuan dan persaudaraan diantara para imam.
Beberapa praktek konkret yang menggambarkan semangat persaudaraan dalam imamat:
a. Retret dan rekoleksi bersama
b. Saling mengunjungi dan rekreasi bersama
c. Hadir dalam acara tahbisan teman imam, ulang tahun kelahiran dan ulang tahun tahbisan.
Demikianlah semangat persaudaraan dalam imamat, yang bagi saya adalah hal penting dan sangat dibutuhkan dalam perjalanan imamat. (Alfons H)
Komentar
Posting Komentar