CERITA TENTANG DI WINI

Pada awal bulan oktober 2025, saya berkesempatan mengunjungi keluarga dan kenalan di Wini, sebuah kota kecil dalam wilayah Kabupaten Timur Tengah Utara sekaligus kota perbatasan negara Indonesia dan negara Timor Leste, yakni kota Wini (negara Indonesia)  dan Kota Oekusi (negara Timor Leste). Selama hampir satu minggu saya berada di sana dan menyempatkan diri jalan-jalan ke luar negeri khususnya ke kota Oekusi-Timor Leste
Dilihat dari sisi pariwisata, kota Wini memang sebuah kota yang penuh dengan tempat-tempat wisata; pantainya yang sungguh indah, ada tempat wisata pacuan Kuda yang oleh orang-orang disana sering menamakannya Tanjung Bastian, penataan kota yang begitu bagus dengan ruas jalan dua jalur, ada tempat wisata rohani yakni Gua Maria yang bangunannya menyatu dengan gua alam dibawah naungan pohon beringin yang membuat tempat itu seram sekaligus sakral, ada bangunan pembatas kota yang ditata begitu bagus dan indah yang dijaga oleh pasukan tentara Indonesia dan Timor Leste, ada tempat tambak garam yang lokasinya begitu luas membuat pemandangan ditempat itu mempesona. Sementara penduduk atau orang-orang di Wini sebagian besar hidup sebagai petani, peternak dan pelaut (nelayan).  Ini dilihat dari adanya hamparan sawah yang begitu luas, ada ternak yang dipelihara yakni kambing dan sapi dan juga perahu-perahu yang berlabuh di pinggir pantai sebagai penunjuk bahwa mereka juga adalah para pelaut (nelayan).  Tiga mata pencaharian ini yang mendominasi sebagian besar orang disana, selain pegawai dan pengusaha yang juga sudah menetap dan bekerja di sana.
Panorama alam pantai dan tempat wisata lainnya  yang begitu indah dan memikat membuat sebagian besar orang rekreasi ke tempat itu. Pada hari sabtu dan minggu, tempat-tempat wisata disana ramai dikunjungi oleh orang. Kota Wini memang kota kecil dan berada di pinggiran Kota Kefamenanu tetapi menyimpan banyak kekayaan wisata di sana.  Dari sisi agama, sebagian besar mereka menganut agama katolik, sehingga di Wini ada sebuah Paroki yang merupakan salah satu paroki dalam wilayah Keuskupan Atambua. Keuskupan Atambua merupakan salah satu Keuskupan Perbatasan karena ia berada diantara negara Indonesia dan negara Timor Leste, sehingga salah satu paroki perbatasan adalah paroki St. Fransiskus Xaverius-Wini. Dari sisi perdagangan, wini memiliki sebuah pelabuhan yang menjadi tempat singgahan kapal-kapal dagang dan pusat penyediaan stok sembako yang didatangkan dari luar NTT ke kota ini selain penyediaan stok sembako dari kota kefamenanu yang merupakan ibukota kabupaten.
Sebelum saya kembali ke tempat tugas di Alor, saya berkesempatan merayakan Ekaristi bersama umat disana. Ada suasana sukacita dalam semangat persaudaraan dan keakraban yang terjadi, yang memberi kesan dan kekuatan tersendiri bagi saya dalam menapaki hari-hari hidup saya. 
Demikianlah sepintas pengalaman dan cerita tentang Wini selama satu minggu saya berada di sana. Satu hal yang membuat kekaguman pada diri saya tentang Wini ialah bahwa Wini adalah salah satu kota perbatasan yang menyimpan sejuta tempat wisata yang begitu indah dan mempesona. Inilah yang merupakan daya tarik tersendiri bagi semua orang yang berkunjung kesana.  (Alfons H).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERIMA KASIH UNTUKMU

MISA DI KAPELA MARITAING

PELANTIKAN THS THM RANTING SAYORA