SEBUAH PERJALANAN
Hari itu 8 Oktober 2025 pada pukul 10.00 wit, saya bersama teman dari kupang menuju Wini, sebuah kota kecil dalam wilayah kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Kami dijemput oleh seoramg teman asal kefa dengan kendaraan mobil. Perjalanan dari Kupang menuju Wini cukup jauh, hampir satu hari penuh perjalanan, dengan melewati dua kota kecil yakni kota Soe dan kota Kefamenanu. Kota Soe adalah ibukota dari kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS) dan kota Kefamenanu adalah ibukota kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Perjalanan kami aman dan lancar, walau terasa panas menyengatkan disepanjang perjalanan, maklumlah bahwa dibulan september dan oktober, suhu panas sangat terasa dan menyengat tubuh. Kami bertiga larut dalam suasana keakraban dengan bercerita tentang banyak hal sebagai peluap rasa rindu yang terpendam sekian lama dalam kurungan waktu hampir enam bulan tidak bertemu. Perjalanan menjadi asyik dan menyenangkan ketika disepanjang perjalanan itu nampak alam dalam pemandangan yang begitu indah dan mempesona. Panorama alam yang indah ini membuat perjanan kami tidak terasa jenuh, lelah, capeh dan kepanasan. Karena keasyikan cerita membuat perjalanan yang cukup jauh tak terasa, dan kami tiba di kota Soe pada pukul 13.30 siang. Cuaca saat itu terasa dingin dan sejuk, langit berawan membuat langit mendung mengelilingi kota itu.
Bertiga kami istrahat sebentar di kota ini sambil mencari warung untuk makan siang. Selesai makan siang, kami melanjutkan perjalanan dan tiba di kota Kefamenanu pada pukul 15.15 wit. Perjalanan dari kota Soe menuju kota Kefa ditempuh dalam waktu satu setengah jam. Kebetulan di kota kefa itu ada kenalan, yang sudah lama berteman maka kami bertiga mampir sebentar dirumahnya untuk ngopi sore sebelum melanjutkan perjalanan ke Wini. Suasana sukacita terpancar dalam prrtemuan kami sore itu sebagai obat pelunas rasa rindu yang kian lama membeku dalam diri. Akhirnya mencair juga rasa itu dan kami larut dalam suasana sukacita dengan saling berbagi pengalaman hidup masing-masing. Ada rasa bahagia bisa bertemu teman lama, teman yang hilang dalam peredaran waktu karena sebuah pencarian tentang hidup dan masa depan.
Selesai minum sore, kami lanjutkan perjalanan ke Wini, pada pukul 18.30 wit. Karena sudah malam dan perjalanan ke Wini masih cukup jauh maka kami bertiga singgah di warung untuk makan malam. Sehabis makan kami meneruskan perjalanan. Sepanjang perjalanan ke wini tidak banyak kendaraan yang melewati jalur atau lintasan ini, mungkin karena sudah malam atau karena jalur luar kota sehingga tidak banyak kendaraan yang melewatinya, hanya beberapa mobil dan motor yang berpapasan sepanjang perjalanan itu. Perjalanan kesana aman-aman saja hingga jam 20.15 kami tiba di Wini, bertemu dengan keluarga dalam sukacita. Ada senyum dan tawa menghiasi perjumpaan atau pertemuan kami saat itu, pertanda luapan rasa kangen yang tersimpan sekian tahun tak bertemu atau tak berjumpa. Setelah saling menyapa dan saling berbagi cerita satu sama lain, kami makan malam bersama. Sebuah kehangatan penuh rasa kekeluargaan dan kearaban terjadi saat itu, dengan cerita-cerita tentang hidup dan perjalanan hidup dalam tugas dan karya masing-masing. Ada nuansa kebahagiaan terukir disaat itu dalam kebersamaan, ada perjumpaan yang membawa sukacita atau kegembiraan, ada luapan rasa rindu yang tertahan selama sekian waktu dan ada damai yang terasa dalam bathin diperjumpaan dan pertemuan itu.
Suasana makan malam saat itu penuh kehangatan dan sukacita, ada rasa tersendiri yang tak bisa terucap dalam rangkaian kata, hanya bisa terungkap lewat senyun dan tawa dimeja makan itu. Selesai makan malam, kami masih melanjutkan cerita-cerita santai sebagai pengisi waktu menunggu waktu menuju pembaringan, hingga jam 23.30 kami harus berpamitan menuju pembaringan. Itulah kisah dan cerita tentang perjalanan hari itu dalam rangkaian kunjungan kekeluargaan. Selama hari-hari dalam kebersamaan itu, ada saja cerita dan kisah yang terangkai dan terukir saat itu, pengisi hari-hari kebersamaan penuh kekeluargaan. Tak terasa sudah empat hari berada di Wini, dan sudah saatnya kami harus berpamitan pulang ke rumah dan ke tempat tugas masing-masing, menjalani rutinitas hidup seperti biasanya. Ada rasa haru dan rasa kehilangan, seperti tak mau pamitan itu ada, seakan menolak untuk berpisah, tetapi hidup menuntut untuk kembali normal dalam ritme tugas dan panggilan masing-masing. Saya bersama teman harus pulang ke kota kupang, kembali dalam aktivitas semula. (Alfons H)
Komentar
Posting Komentar