HUJAN : MENYEGARKAN YANG LAYU

Tanaman pepohonan didalam kebun itu tampak layu, daun-daun seakan tak ada sisa tenaga yang membuatnya harus melambai segar dan hijau, batang pepohonan kelihatan masih kuat berdiri, walau kelihatan hanya kulit menempel pada isi batang seolah memberi isyarat bahwa dia masih tetap bertahan dengan keadaanya dan masih mau tumbuh. Rerumputan tak mampu bertahan dalam terik yang menyengatkan hingga layu dan kering, tanah sepanjang mata memandang melintasi seluruh sudut kebun begitu kering dan berabu, bahkan debu bertebaran kian kesana dan kemari ketika angin meniup dalam skala yang paling kecil sekalipun. 
Pemadangan dalam kebun itu kelihatan tak segar dan tak ada warna kehijauan walau banyak pepohonan yang tumbuh memenuhi tanah dalam kebun itu, kering dan sangat gersang yang memberi pertanda bahwa tak ada air yang bermuara didalamnnya. Pemandangan semacam ini pertanda ada sebuah kerinduan besar dari pepohonan, rerumputan dan tanah akan setetes air untuk membasahi, ada jeritan dari mereka akan datangnya air untuk menyegarkan dan menghidupkan. Seakan bumi dalam kekeringan dan kegersangan, haus akan setitik embun yang membasahi bumi demi sebuah kesegaran. Dalam jeritan dan kerinduan bumi yang saban hari tak kenal henti, langitpun akhirnya mendengar dan bersahabat dengan bumi lewat titipan titik-titik air ke bumi dalam bunyi rintik hujan. 
Titik air itu perlahan bergerak meninggalkan langit dan menyapa bumi dalam kebasahan untuk menyegarkan dan menghidupkan pepohonan, membangkitkan rarumputan yang tertidur dalam kelayuan dan mengalir melewati selokan-selokan kecil membasahi tanah yang sedsng menunggu. Kedatangan hujan membawa sukacita serta kegembiraan meluap dari pepohonan yang kian lama berdiam dalam kekeringan, membawa kehidupan bagi sebagian besar bibit yang terlelap dalam tanah, membawa kesegaran dan kesejukan bagi bumi yang haus akan setitik air dan menyegarkan dedaunan yang layu karena terik yang menyengat. 
Turunnya hujan menjadi sebuah jawaban pasti akan jeritan dan kerinduan bumi yang sedang bersedih melihat isi jagat yang tak berdaya. Hujan menjadi tanda perjalinan kasih yang mendalam antara bumi dan langit, sebuah komunikasi sejati yang dibangun tanpa kata tapi nyata dalam perbuatan, sebuah solusi dahsyat datang dari langit bagi bumi yang sedang kehabisan cara untuk memelihara isi jagat. Itulah titik-titik air dari langit yang menyapa bumi lewat alunan sedu rintik-rintiknya yang jatuh. Satu jawaban pasti dari bumi pada langit adalah terima kasih, satu ucapan tak terhenti dari pepohonan dan rerumputan adalah syukur. Inilah jawaban terdalam dari deretan hati yang kering dan tak berdaya kepada hujan yang turun menyegarkan dan menyejukan bumi. Pepohonan tak lagi kelihatan layu, rerumputan jadi segar dan hijau,  dan tanah tak lagi berdiam dalam kekeringan. Langit dan bumi telah bersahabat dalam memeliharan isi jagat ciptaan Sang Penguasa, Sang pemilik segalanya. (Alfons H)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TERIMA KASIH UNTUKMU

MISA DI KAPELA MARITAING

PELANTIKAN THS THM RANTING SAYORA