Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2025

MINGGU ADVEN IV (TAHUN 2025)

Gambar
Yes. 7:10-14 Mat. 1:18-24 Dalam perjalanan hidup, manusia sering diperhadapkan dengan situasi yang membingungkan, menakutkan dan tidak masuk akal. Pada situasi seperti itu pertanyaan yang muncul bukan hanya "tentang apa yang sedang terjadi" tetapi juga tentang "dimanakah Allah"? Dua teks Yes. 7:10-14 dan Mat. 1:18-24 menolong kita melihat bahwa Allah tidak pernah jauh dari umat-Nya. Ia hadir, bekerja dan menepati janji-Nya dengan cara yang seringkali melampaui pemahaman manusia. Dalam Yesaya 7 diceritakan banga Yehuda sedang berada dalam ancaman besar. Raja Ahas sedang menghadapi tekanan politik dan ketakutan akan serangan musuh. Di tengah kegentaran itu, Allah justru menawarkan sebuah tanda. Menariknya, Ahas menolak meminta tanda dengan alasan yang tampaknya rohani, tetapi seungguhnya mencerminkan ketidakpercayaan. Namun ketidaksetiaan manusia tidak membatalkan kesetiaan Allah. Allah tetap memberikan tanda itu, bahwa seorang perempuan muda akan mengandung dan melah...

KU IKUTI JALAN-NYA

Gambar
Saya anak tunggal, seorang anak yatim, dibesarkan oleh ibu sejak kematian ayah, pada usiaku yang masih kecil, berumur 6 bulan. Semua tentang ayah, saya ketahui dari cerita ibu dan keluarga. Ibu seorang petani, setiap hari kesawah sehingga tempat bermain saya sejak kecil adalah disawah dan ditemani ibu. Sawah inilah satu-satunya tumpuan harapan kehidupan kami berdua.  Ibu menanam banyak tanaman selain padi dan jagung, sehinga setiap hari pasar, saya dan ibu selalu pergi menjual sayur-sayuran dan hasil sawah yang lain.  Pekerjaan ini saya jalani bersama ibu sampai saya tamat sekolah dasar, dan ibu berniat menyekolahkan saya pada sekolah lanjutan pertama. Secara pribadi saya tidak mau lanjut sekolah karena kasihan pada ibu yang sendirian tiap hari harus ke sawah, mengurus hidup kami dalam keluarga, lagi pula saya harus sekolah ditempat yang agak jauh karena sekolah terdekat di desa itu tidak ada. Saya tingal dengan orang, yang kebetulan kenal baik dengan ibu waktu mer...

KU JALANI DENGAN HATI YANG TERLUKA

Gambar
Ketika saya duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA)  pada kelas tiga, saya berkenalan dengan seoramg laki-laki, sebut saja namanya Okto. Dia beragama protestan dan saya sendiri beragama katolik. Kami sama-sama satu angkatan hanya beda jurusan, saya jurusan matematika dan dia jurusan Bahasa. Kami berkenalan dan menjalani pacaran semasa itu dan hari-hari disekolah kami selalu memberi perhatian dan mengungkapkan rasa kasih sayang diantara kami, maklumlah cinta dimasa SMA boleh dibilang "cinta Monyet" walau belum stabil dan matang tetapi rasa kasih sayang kami waktu itu sungguh kuat, walau kadang ada riak-riak kecil yang menghiasi hubungan kami. Kami jalani rasa kasih sayang ini sampai kami tamat SMA. Setamat SMA orang tuaku menginginkan saya kuliah, sehingga saya coba mencari-cari universitas terdekat dan sesuai jurusan pilihan bidang matematika, demikian juga Okto, orang tuanya juga ingin supaya dia melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi. Karena rasa yang s...